Minggu, 29 Oktober 2017

SAS (Special Air Service)

S.A.S emblem.svg
Logo SAS
Motto(s)"Who Dares Wins"
Special Air Service (SAS) adalah unit pasukan khusus Angkatan Darat Inggris. SAS didirikan pada tahun 1941 sebagai resimen, dan kemudian dibentuk kembali sebagai korps pada tahun 1950. Unit ini melakukan sejumlah peran termasuk pengintaian rahasia, kontra-terorisme, tindakan langsung dan penyelamatan sandera.
Korps yang saat ini terdiri dari 22 Resimen Pelayanan Khusus Khusus, komponen reguler di bawah komando operasional Pasukan Khusus Inggris, dan Resimen Pelayanan Khusus 21 (Seniman) Khusus dan 23 Resimen Pelayanan Khusus (Cadangan) Khusus, yang merupakan unit cadangan di bawah komando operasional dari Brigade 1, Surveillance and Reconnaissance Brigade.
Special Air Service melacak asal-usulnya sampai tahun 1941 dan Perang Dunia Kedua. Ini direformasi sebagai bagian dari Tentara Teritorial pada tahun 1947, yang diberi nama Resimen Pelayanan Khusus 21 (Seniman Senapan). Resimen Pelayanan Khusus ke-22, yang merupakan bagian dari tentara reguler, mendapatkan ketenaran dan pengakuan di seluruh dunia setelah penyelamatan di televisi tentang semua kecuali salah satu sandera yang ditahan selama pengepungan Kedutaan Besar Iran tahun 1980.

Perang Dunia Kedua

Special Air Service adalah unit Angkatan Darat Inggris selama Perang Dunia Kedua yang dibentuk pada bulan Juli 1941 oleh David Stirling dan awalnya disebut "L" Detachment, Special Air Service Brigade - nama "L" dan nama Air Service menjadi dasi - ke dalam kampanye disinformasi Inggris, mencoba menipu Axis untuk berpikir bahwa ada resimen pasukan terjun payung dengan banyak unit yang beroperasi di wilayah tersebut (SAS yang sebenarnya akan "membuktikan" kepada Axis bahwa yang palsu ada). Ini dikandung sebagai kekuatan komando untuk beroperasi di belakang garis musuh dalam Kampanye Afrika Utara dan awalnya terdiri dari lima petugas dan 60 peringkat lainnya. Misi pertamanya, pada bulan November 1941, adalah penurunan parasut untuk mendukung serangan Tentara Salib Operasi. Karena perlawanan Jerman dan kondisi cuaca buruk, misinya adalah bencana; 22 orang, sepertiga dari unit tersebut, terbunuh atau tertangkap. Misi keduanya sukses besar. Diangkut oleh Long Range Desert Group, kapal tersebut menyerang tiga lapangan udara di Libya, menghancurkan 60 pesawat dengan kehilangan 2 orang dan 3 Willys MB. [15] Pada bulan September 1942, nama ini dinamakan SAS 1, yang pada saat itu terdiri dari empat skuadron Inggris, satu bahasa Prancis Gratis, satu bahasa Yunani, dan bagian Folboat.

Patroli SAS di Afrika Utara selama WW2
Pada bulan Januari 1943, Kolonel Stirling ditangkap di Tunisia dan Paddy Mayne menggantikannya sebagai komandan. Pada bulan April 1943, SAS pertama direorganisasi menjadi Skuadron Special Raiding di bawah komando Mayne dan Skuadron Perahu Khusus ditempatkan di bawah komando George Jellicoe. Skuadron Perampokan Khusus bertempur di Sisilia dan Italia bersamaan dengan SAS kedua, yang telah dibentuk di Afrika Utara pada tahun 1943 sebagian oleh penggantian nama Angkatan Darat Raiding Kecil. Skuadron Perahu Khusus bertempur di Kepulauan Aegean dan Dodecanese sampai akhir perang. Pada tahun 1944, SAS Brigade dibentuk dari SAS 1 dan 2 Inggris, SAS 3 dan 4 Prancis dan SAS ke-5 Belgia. Ini bertugas dengan operasi parasut di belakang garis Jerman di Prancis dan melakukan operasi yang mendukung kemajuan Sekutu melalui Belgia, Belanda (Operasi Pegasus), dan akhirnya ke Jerman (Operation Archway). Sebagai hasil dari Hitler yang mengeluarkan Perintah Komando pada tanggal 18 Oktober 1942, anggota unit menghadapi bahaya tambahan bahwa mereka akan dieksekusi dengan cepat jika pernah ditangkap oleh orang Jerman. Pada bulan Juli 1944, setelah Operasi Bulbasket, 34 pasukan SAS yang ditangkap segera dieksekusi oleh tentara Jerman. Pada bulan Oktober 1944, setelah Operasi Loyton, 31 lagi, pasukan komando SAS yang ditangkap segera dieksekusi oleh tentara Jerman.


Sabtu, 28 Oktober 2017

URUTAN PERANG DUNIA II (1939)

1939


Petinggi Jerman dan Soviet bertemu di Polandia tengah

September 1939





1: Penyerangan Polandia dimulai pukul 4:40 pagi dengan Luftwaffe Jerman menyerang sejumlah target di Polandia dengan nama Blitzkrieg atau Perang KilatLuftwaffe melancarkan serangan udara di KrakowLodz, dan Warsawa.
1: NorwegiaSwiss dan Finlandia mengumumkan kenetralannya.
1: Britania Raya dan Perancis mengumumkan ultimatum terhadap Jerman, memaksa tentara Jerman keluar dari teritori Polandia; Mussolini mengumumkan kenetralan Italia; juga Irlandia; pemerintah Swiss memerintahkan mobilisasi terhadap pasukannya.
2: Peraturan Angkatan Nasional (Angkatan Bersenjata) (1939), dinyatakan semua lelaki antara 18 dan 41 tahun tidak bertanggung jawab atas wajib militer yang diumumkan melalui Parlemen Britania.
2: Kota Bebas Danzig dianeksasi oleh Jerman.
3: Pukul 11:15 pagi Waktu Musim Panas Britania (BST), Perdana Menteri Britania, Neville Chamberlain, mengumumkan melalui BBC Radio bahwa ultimatum terakhir Britania untuk penarikan tentara Jerman dari Polandia berakhir pada 11:00 pagi dan "bangsa tersebut sedang berperang dengan Jerman". Pukul 12:30 BST, Pemerintah Perancis mengirim ultimatum akhir juga; yang berakhir pada 3:00 sore BST. AustraliaIndia, dan Selandia Baru juga mengumumkan perang terhadap Jerman.
3: Beberapa jam setelah pengumuman perang Britania, SS Athenia, sebuah kapal pesiar Britania dari Glasgow menuju Montreal ditenggelamkan oleh U-30 250 mil baratlaut Irlandia. 112 penumpang dan kru tewas.
4: Pada serangan pertama Britania, Angkatan Udara Kerajaan melancarkan serangan terhadap armada Jerman di Teluk Heligoland. Mereka menargetkan Admiral Scheer yang berada di lepas pantai Wilhelmshaven di ujung barat Kanal Kiel. Beberapa pesawat hilang dalam serangan itu dan meskipun kapal Jerman terkena serangan tiga kali, semua bom gagal meledak.
4: Jepang mengumumkan kenetralan terhadap situasi di Eropa. Amerika Serikat juga mengumumkan hal yang sama keesokan harinya.
5: Perdana Menteri Afrika Selatan Barry Herzog tidak berhasil mengumpulkan dukungan untuk kenetralan Afrika Selatan dan digantikan oleh Jan Smuts.
6: Afrika Selatan mengumumkan perang terhadap Jerman.
6: Pertempuran Sungai Barking (sebuah insiden penembakan sekutu menyebabkan peristiwa pilot pesawat tempur RAF pertama pada perang itu).
6: Satu elemen pasukan Jerman menduduki Krakow di selatan Polandia; pasukan Polandia mundur.
7: Perancis mulai menyerang, maju hingga teritori Jerman dekat Saarbrücken.
7: Peraturan Registrasi Negara (1939) disahkan di Britania, memperkenalkan kartu identitas dan membolehkan pemerintah mengatur buruh.
8: Pemerintah Britania mengumumkan perkenalan ulang sistem konvoi untuk kapal dan blokade berskala besar pada perkapalan Jerman.
9: Serangan Saar Perancis terhambat di Hutan Warndt yang memiliki banyak ranjau dan jaraknya sekitar 8 mil dari teritori Jerman berpengawasan ringan.
10: Kanada mengumumkan perang terhadap Jerman,
11: Raja Muda India Lord Linlithgow mengumumkan kepada dua Badan Perancang UU India (Dewan Negara dan Majelis Legislatif) bahwa selama partisipasi India pada perang itu, rencana untuk Federasi India dibawah Peraturan Pemerintah India 1935 akan ditunda tak terbatas.
12: Jenderal Gamelin memerintahkan penghalangan terhadap penyerangan Perancis ke Jerman.
16: Pasukan Jerman menyelesaikan pengepungan Warsawa.
17: Uni Soviet menyerang Polandia dari timur, menduduki teritori di timur jalur Curzon juga Białystok dan Galicia Timur.
18: Presiden Polandia Ignacy Moscicki dan Komandan Pimpinan Edward Rydz-Smigly meninggalkan Polandia ke Rumania, dimana mereka diasingkan; tentara Rusia mencapai Vilna dan Brest-Litovsk. Kapal selam Polandia keluar dari Tallinn - kenetralan Estonia dipertanyakan oleh Uni Soviet dan Jerman.
19: Pasukan Jerman dan Soviet terhubung dekat Brest Litovsk.
20: U-27 ditenggelamkan oleh kapal perusak Britania HMS Fortune dan HMS Forester.
21: Perdana Menteri Rumania Armand Călinescu dibunuh oleh Pasukan Besi, sebuah grup fasis pro-Nazi.
25: Pengukuran front depan Jerman dimulai dengan menjatahkan makanan.
26: Setelah pengeboman artileri besar-besaran, Jerman melancarkan serangan infanteri besar di pusat Warsawa.
27: Pada operasi penyerangan pertama oleh Pasukan Jerman di Eropa Barat, senjata di Jalur Siegfried dibuka di desa-desa di belakang Jalur Maginot Perancis.
28: Traktat Perbatasan dan Persahabatan Jerman-Soviet ditandatangani oleh Molotov dan Ribbentrop. Protokol rahasia ini menjelaskan pembagian Polandia yang tercantum dalam Pakta Molotov-Ribbentrop (23 Agustus 1939) dan memasukkan Lithuania ke Uni Soviet.
28: Pasukan yang tersisa di pusat Warsawa menyerah kepada Jerman.
29: Estonia menandatangani sebuah Persetujuan Bantuan Balasan dengan uni Soviet, yang membolehkan tentara Soviet memasuki Estonia; Polandia dibagi antara Jerman dan Uni Soviet.
30: Kapal perang kecil Jerman Admiral Graf Spee menenggelamkan kapal pertamanya, kapal kargo Clement milik Britania ketika berada di lepas pantai PernambucoBrasil.

Oktober 1939

1: Pemecah kode Polandia membawa mesin Enigma pertama ke Paris.
2: RAF menyebarkan selebaran propaganda di Berlin.
3: Pasukan Britania bergerak ke perbatasan Belgia, mencegah invasi Jerman ke Barat.
5: Sebuah perjanjian juga ditandatangani dengan Latvia dan memberikan Rusia akses ke pangkalan udara.
6: Pasukan Cina mengalahkan Jepang pada pertempuran Changsha.
6: Pemberontak Polandia di Kampanye September Polandia berakhir. Hitler berbicara sebelum Reichstag, mengumumkan keinginan untuk berkonferensi dengan Britania dan Perancis untuk berdamai.
9: Hitler membuat perintah (Rencana Kuning) untuk persiapan penyerangan ke Belgia, Perancis, Luksemburg, dan Belanda.
10: Militer Polandia terakhir menyerah kepada Jerman.
10: Pemimpin angkatan laut Jerman menyarankan Hitler menduduki Norwegia.
10: Perdana Menteri Britania Chamberlain menolak Hitler berdamai.
11: Diperkirakan 158.000 tentara Britania berada di Perancis pada waktu itu.
12: Adolf Eichmann mulai mendeportasikan kaum Yahudi dari Austria dan Cekoslovakia ke Polandia.
12: Petinggi Perancis Daladier menolak Hitler berdamai.
12: Dewan Finlandia bertemu Stalin dan Molotov di Moskow. Uni Soviet meminta Finlandia menyerahkan basis militer dekat Helsinki dan bertukar sejumlah teritori Soviet dan Finlandia untuk menjaga Leningrad dari Britania Raya atau ancaman masa depan Jerman.
14: Kapal perang Britania HMS Royal Oak tenggelam di pelabuhan Scapa Flow oleh U-47, dibawah pimpinan Gunther Prien.
14: Finlandia bertemu Staslin. Staslin mengatakan bahwa "sebuah kecelakaan" dapat terjadi antara tentara Finlandia dan Soviet, bila negosiasi terlalu lama.
16: Serangan udara pertama di Britania Raya, ditujukan kepada kapal-kapal di Firth of Forth, Skotlandia.
19: Sebagian Polandia diserahkan kepada Jerman; perkampungan Yahudi pertama didirikan di Lublin.
20: "Perang Palsu": Tentara Perancis menetap di asrama dan terowongan jalur Maginot; Britania membangun pertahanan baru di sepanjang "celah" antara jalur Maginot dan Channel.
27: Paus Pius XII membuat surat berisi kutukan terhadap rasisme dan kediktatoran.
27: Belgia mengumumkan bahwa mereka netral pada konflik tersebut.
30: Pemerintah Britania menyelesaikan laporan kamp konsentrasi yang dibangun di Eropa untuk kaum Yahudi dan anti-Nazi.

November 1939

1: Sebagian Polandia, termasuk Koridor Danzig, dianeksasi oleh Jerman. Uni Soviet menganeksasi wilayah timur yang diduduki Polandia hingga Ukraina dan Belarusia.
3: Finlandia dan Uni Soviet bernegosiasi mengenai perbatasan baru. Finlandia tidak mempercayai tujuan Stalin dan menolak memberi teritori yang melewati garis pertahanan mereka.
4: Peraturan Kenetralan AS disahkan: Perancis dan Britania dapat membeli persenjataan, tetapi pada basis keuangan yang dibatasi. Pengisolasi Amerika menganggap peraturan itu "biadab."
4: Kaum Yahudi Warsawa (sekitar 400.000 orang) dipindahkan ke perkampungan Yahudi.
8: Hitler lolos dari ledakan bom di beerhall Munich, ketika ia berpidato pada perayaan beerhall putsch tahun 1923. Pengebom Britania kebetulan sedang menyerang Munich.
13: Negosiasi antara Finlandia dan Uni Soviet berakhir. Finlandia mengetahui bahwa Jerman dan Rusia setuju memasukkan Finlandia ke dalam wilayah Soviet.
13: Bom pertama dijatuhkan di Britania – di Kepulauan Shetland – dengan sedikit kerusakan.
14: Pemerintah terusir Polandia pindah ke London.
17: IRA disalahkan atas bom yang diledakkan di London.
20: Luftwaffe dan U-Boat Jerman meranjau muara Thames.
23: Kaum Yahudi Polandia diperintahkan mengenakan penutup lengan Bintang Daud.
24: Jepang mengumumkan pendudukan Nanning di selatan Cina.
26: Soviet mengebom Mainila, pasukan Soviet mengebom sebuah lapangan dekat perbatasan Finlandia, menyebabkan tentara Finlandia menyerang tentara Soviet.
29: USSR memutuskan hubungan diplomatik dengan Finlandia.
30: Uni Soviet menginvasi Finlandia dan dikenal sebagai Perang Musim Dingin.

Desember 1939

1: Rusia melanjutkan perangnya melawan Finlandia, Helsinki dibom. Pada dua minggu pertama bulan itu, Finlandia mundur hingga jalur Mannerheim, sebuah jalur pertahanan kuno di dalam perbatasan selatan dengan Rusia.
2: Persyaratan Britania untuk tentara meningkat untuk laki-laki berusia 19 hingga 41 tahun.
5: Penyerang Rusia memulai serangan besar terhadap jalur Mannerheim.
7: Italia mengumumkan lagi kenetralannya. Norwegia, Swedia, dan Denmark juga mengumumkan kenetralannya pada pertempuran Rusia-Finlandia.
11: Rusia dikalahkan oleh beberapa taktik pengalahan oleh pasukan Finlanfia.
13: Pertempuran River Plate, lepas pantai Montevideo, Uruguay. Sebuah skuadron kapal Britania menyerang Admiral Graf Spee
14: Graf Spee mundur hingga pelabuhan Montevideo, rusak parah.
15: USSR dikeluarkan dari Liga Bangsa-Bangsa.
17: Admiral Graf Spee dipaka oleh Hukum Internasional meninggalkan pelabuhan Montevideo; ditenggelamkan di luar pelabuhan. Kapten Hans Langsdorff diasingkan tetapi pada usia 20 tahun bunuh diri.
18: Tentara kanada pertama tiba di Eropa.
27: Tentara India pertama tiba di Perancis.
28: Penjatahan daging dimulai di Britania.
29: Ketika tahun berakhir, Finlandia terus meraih sukses melawan penjajah, sambil menawan sejumlah orang dan kendaraan.

SUMBER:
https://id.wikipedia.org/wiki/Urutan_waktu_Perang_Dunia_II_(1939)

Selasa, 19 September 2017

SOYUZ Rocket

[ID]
Roket peluncur Soyuz adalah sebuah sistem peluncuran yang didesain Biro Desain Korolev (Uni Soviet) dan digunakan untuk meluncurkanpesawat luar angkasa Soyuz, sebagai bagian dari program Soyuz. Meskipun begitu, roket Soyuz sebenarnya adalah peluncur kegunaan umum yang mempunyai fungsi-fungsi lain, termasuk peluncuran pesawat luar angkasa kargo dan peluncuran komersial yang dioperasikan TSeEsKAbe dan perusahaan Starsem.
Ada 11 peluncuran Soyuz pada tahun 2001 dan 9 pada 2002. Roket Soyuz diluncurkan dari Kosmodrom Baykonur di Kazakstan dan Kosmodrom Plesetsk di sebelah barat laut Rusia. Roket-roket Soyuz dibuat di SamaraRusia.
Peluncur Soyuz diperkenalkan pada 1966, berdasarkan roket Vostok, yang sendiri dibuat berdasarkan 8K74 atau rudal balistik antarbenua R-7a. Soyuz awalnya adalah roket tiga-tahap dengan Blok I sebagai tahap teratas. Varian Molniya kemudian dibuat dengan menambahkan tahap keempat, memperbolehkannya mencapai orbit yang sangat oval. Selain itu ada pula varian yang lebih baru bernama Soyuz U.
[EN]
Soyuz TMA-9 launch.jpg
Soyuz Launch
Soyuz (Russian: Союз, meaning "union", GRAU index 11A511) is a family of expendable launch    systems developed by OKB-1, and manufactured by Progress State Research and Production Rocket Space Center in Samara, Russia. The Soyuz launch vehicle is the most frequently used launch vehicle in the world.
After the U.S. Space Shuttle program ended in 2011, Soyuz rockets became the only launch vehicle able to transport astronauts to the International Space Station.
The Soyuz vehicles are used as the launcher for the manned Soyuz spacecraft as part of the Soyuz program, as well as to launch unmanned Progress supply spacecraft to the International Space Station and for commercial launches marketed and operated byStarsem and Arianespace. All Soyuz rockets use RP-1 and liquid oxygen (LOX) propellant, with the exception of the Soyuz-U2, which used Syntin, a variant of RP-1, with LOX. In the United States, it has the Library of Congress designation A-2. The Soyuz family is a subset of the R-7 family

A space workhorse

The Soyuz launcher was introduced in 1966, deriving from the Vostok launcher, which in turn was based on the 8K74 or R-7aintercontinental ballistic missile. It was initially a three-stage rocket with a Block I upper stage. Later a Molniya variant was produced by adding a fourth stage, allowing it to reach the highly elliptical molniya orbit. A later variant was the Soyuz-U.
The production of Soyuz launchers reached a peak of 60 per year in the early 1980s. It has become the world's most used space launcher, flying over 1700 times, far more than any other rocket. Despite its age and perhaps thanks to its simplicity, this rocket family has been notable for its low cost and very high reliability, both of which appeal to commercial clients.

Soyuz / Fregat

In the early 1990s plans were made for a redesigned Soyuz with a Fregat upper stage. The Fregat engine was developed by NPO Lavochkin from the propulsion module of its Phobos interplanetary probes. Although endorsed by the Russian Space Agency and theRussian Ministry of Defence in 1993 and designated "Rus" as a Russification and modernisation of Soyuz, and later renamed Soyuz-2, a funding shortage prevented implementation of the plan. The creation of Starsem in July 1996 provided new funding for the creation of a less ambitious variant, the Soyuz-Fregat or Soyuz U/Fregat. This consisted of a slightly modified Soyuz U combined with the Fregat upper stage, with a capacity of up to 1,350 kg to geostationary transfer orbit. In April 1997, Starsem obtained a contract from the European Space Agency to launch two pairs of Cluster 2 plasma science satellites using the Soyuz-Fregat. Before the introduction of this new model, Starsem launched 24 satellites of the Globalstar constellation in 6 launches with a restartable Ikar upper stage, between September 22, 1999 and November 22, 1999. After successful test flights of Soyuz-Fregat on February 9, 2000 and March 20, 2000, the Cluster 2 satellites were launched on July 16, 2000 and August 9, 2000. Another Soyuz-Fregat launched the ESA's Mars Express probe from Baikonur in June 2003. Now the Soyuz-Fregat launcher is used by Starsem for commercial payloads.

Soyuz-FG erected at theBaikonur Cosmodrome launch pad 1/5 Gagarin's Start(October 2008)

ISS crew transport

Between February 1, 2003 and July 26, 2005 with the grounding of the U.S. Space Shuttle fleet, Soyuz was the only means of transportation to and from the International Space Station. This included the transfer of supplies, via Progress spacecraft, and crew changeovers. Since the retirement of the Space Shuttle fleet in 2011, the U.S. space program is without any means to take astronauts into orbit, and NASA is dependent on the Soyuz to send crew into space for the immediate future. NASA is scheduled to resume manned flights from the United States in late 2018 or 2019 through the Commercial Crew Development program.

Recent incidents

A long string of successful Soyuz launches was broken on October 15, 2002 when the unmanned Soyuz U launch of the Photon-M satellite from Plesetsk fell back near the launch pad and exploded 29 seconds after lift-off. One person from the ground crew was killed and eight injured. Another failure occurred on June 21, 2005, during a Molniya military communications satellite launch from the Plesetsk launch site, which used a four-stage version of the rocket called Molniya-M. The flight ended six minutes after the launch because of a failure of the third stage engine or an unfulfilled order to separate the second and third stages. The rocket's second and third stages, which are identical to the Soyuz, and its payload (a Molniya-3K satellite) crashed in the Uvatski region of Tyumen (Siberia). On August 24, 2011, an unmanned Soyuz-U carrying cargo to the International Space Station crashed, failing to reach orbit. On December 23, 2011 a Soyuz-2.1b launching a Meridian-5 military communications satellite failed in the 7th minute of launch because of an anomaly in the third stage.

Soyuz-2 and Guiana spaceport


Soyuz 2 ready to launch (2007)
The venerable Soyuz launcher is gradually being replaced by a new version, now named Soyuz/ST (or Soyuz-2), which has a new digital guidance system and a highly modified third stage with a new engine. The first development version of Soyuz 2 called Soyuz-2-1a, which is already equipped with the digital guidance system, but is still propelled by an old third stage engine, started on November 4, 2004 from Plesetsk on a suborbital test flight, followed by an orbital flight on October 23, 2006 from Baikonur. The fully modified launcher (version Soyuz-2-1b) flew first on December 27, 2006 with the CoRoT satellite from the Baikonur Cosmodrome.
On 19 January 2005, the European Space Agency and the Russian Federal Space Agency agreed to launch Soyuz/ST rockets from theGuiana Space Centre. The equatorial launch site allows the Soyuz to deliver 2.7 to 4.9 tonnes into sun-synchronous orbit, depending on the third-stage engine used. Construction of a new pad started in 2005 and was completed in April 2011. The pad used vertical loading common at Guiana, unlike the horizontal loading used at the Baikonur Cosmodrome. A simulated launch was conducted in early May 2011. The first operational launch happened on 21 October 2011, bearing the first two satellites in Galileo global positioning system.
The Soyuz-U and Soyuz-FG rockets, which are still in service, are gradually being replaced by Soyuz-2 from 2014 onwards and should be retired in 2016..

Kamis, 15 Juni 2017

Georgy Konstantinovich Zhukov (ID/EN) Language

Request by: anonymous

INDONESIA LANGUAGE
-------------------------------------
Georgy Konstantinovich Zhukov (Sirilik: Гео́ргий Константи́нович Жу́ков) (lahir di StrelkovkaMaloyaroslavets RaionKaluga Guberniya (sekarang Zhukovo Raion Kaluga Oblast), 1 Desember 1896 – meninggal di MoskwaUni Soviet18 Juni 1974 pada umur 77 tahun), adalah komandan militer Uni Soviet dan juga seorang politikus, dan merupakan salah seorang jenderal yang terkenal lewat jasanya yang besar di Perang Dunia II.


Terlahir dari keluarga petani di Strelkovka, Maloyaroslavets Raion, Kaluga Guberniya (sekarang Zhukovo Raion Kaluga Oblast), Zhukov kemudian hijrah ke Moskow, dan pada tahun 1915, Zhukov menjalani wajib militer di Tentara Kekaisaran Rusia. Semasa Perang Dunia I, Zhukov mendapat anugerah berupa medali penghargaan Salib Santo Georgius sebanyak dua kali dan dipromosikan pada jabatan opsir non-komisioner atas keberaniannya di medan perang. Dia kemudian bergabung dengan Partai Bolshevik tidak lama setelah terjadinya Revolusi Oktober, dan latar belakang kehidupannya yang miskin menjadi semacam aset baginya di dalam badan partai. Setelah sembuh dari tifus, dia bertempur dalam Perang Saudara Rusia dari 1918 sampai 1920, dan mendapatkan penghargaan Order of the Battle Red Banner karena berhasil membungkam pemberontakan rakyat yang dipicu oleh orang-orang non-komunis (Rusia Putih).
Pada 1923 Zhukov menjadi komandan yang mengepalai sebuah resimen, dan pada 1930, memimpin sebuah brigade. Dia sangat berhasrat dan tertarik dengan teori baru dalam pertempuran, yakni pertempuran tank (armoured warfare) dan juga terkenal karena perencanaannya yang matang, dan disiplin yang tinggi. Dia selamat dari pembunuhan besar-besaran pada masa Stalin (dalam bahasa Inggris Great Purge) yang terjadi di kalangan Tentara Merah pada 1937-1938.
Pada 1938 Zhukov ditunjuk untuk memimpin Pasukan Soviet-Mongolia Pertama, dan terlibat dalam pertempuran melawan Tentara Kwantung milik Jepang di perbatasan antara Mongolia dengan Manchukuo yang dikuasai Jepang yang berlangsung dari 1938 sampai 1939 yang dimulai dengan patroli perbatasan rutin yang dilakukan pihak Jepang, tetapi melewati perbatasan Uni Soviet, dan makin memuncak hingga terjadi perang secara besar-besaran dimana pihak Jepang mengerahkan 80.000 tentara, 180 kendaraan lapis baja dan 450 pesawat tempur.
Konflik itu mencapai puncaknya pada Pertempuran Khalkhin Gol. Zhukov meminta bala bantuan dalam skala besar, dan pada 15 Agustus 1939, dia memerintahkan serangan secara frontal pada pihak Jepang. Namun Zhukov berhasil memukul mundur dua brigade tank Jepang lewat manuver yang dinilai berani dan membuahkan hasil, lalu memerintahkan pasukannya agar maju dan mengapit musuh dari dua sisi medan pertempuran. Didukung infantri dan artileri, dua grup tempur mobil berhasil mengepung Pasukan Jepang Keenam dan berhasil merebut tempat logistik dan suplai pasukan Jepang. Alhasil, kurang dari seminggu, moral pasukan Jepang rontok dan dikalahkan dengan mudah oleh Tentara Merah.
Atas kemenangan melawan Jepang ini, Zhukov dianugerahi medali penghargaan Pahlawan Uni Soviet. Di luar Uni Soviet, pertempuran ini kurang begitu terdengar gaungnya, karena pada saat bersamaan, Perang Dunia II baru saja dimulai. Zhukov memperkenalkan metode pertempuran yang mengandalkan pasukan lapis baja gerak cepat (mobile armored troops) pada Uni Soviet maupun Sekutu Barat, tetapi tidak begitu diterima, dan sebagai konsekuensinya, Blitzkrieg yang dilancarkan oleh Jerman Nazi kepada Perancis pada 1940 tidak terelakkan dan Perancis kalah telak dalam hitungan hari.
Zhukov kemudian dipromosikan pada jabatan marsekal. Pada tahun 1940, Zhukov langsung menjadi Kepala Staf Tentara Merah pada Januari - Juli 1941 sebelum akhirnya digantikan oleh Marsekal Boris Shaposhnikov karena bertentangan dengan Stalin dalam beberapa hal.

Setelah invasi Jerman ke Uni Soviet pada Juni 1941, Zhukov tidak takut mengemukakan ketidaksetujuan maupun kritik kepada Stalin dan para petinggi militer Soviet lainnya. Alhasil, dia dilepas dari jabatannya semula dan dikirim ke Distrik Militer Leningrad untuk menyusun pertahanan kota tersebut. Dia berhasil memukul mundur laju gerakan pasukan Jerman di selatan Leningrad pada musim gugur 1941.
Pada Oktober 1941, ketika pasukan Nazi makin mendekati Moskwa, Zhukov menggantikan posisi Marsekal Semyon Timoshenko untuk memimpin pasukan di front pusat dan ditunjuk untuk mengatur pertahanan kota Moskwa. Dia jugalah yang mengatur pengiriman pasukan dari Siberia, dimana terdapat pasukan AD Soviet dalam jumlah masif. Serangan balasan Soviet yang sukses pada Desember 1941 berhasil meluluhlantakkan pasukan Jerman dan menjauhkan mereka dari ibukota Soviet.
Pada saat itu, Zhukov sangat dihargai oleh Stalin atas segala kesuksesannya di medan perang, juga atas kejujuran dan keterbukaan dalam berpendapatnya. Kesediaan Stalin untuk menerima kritik dan pendapat dari para jenderal Tentara Merah tentunya juga merupakan kontribusi yang tidak kecil sehingga dirinya, dan Uni Soviet, bisa memenangkan Perang Dunia II - bertolak belakang dengan Hitler yang kerap membungkam dan memecat jenderal yang berani memprotes rencananya, dimana hal itu juga menjadi kelemahan Hitler.
Pada 1942, Zhukov menjadi Wakil Kepala Komandan Lapangan dan dikirim ke front barat daya untuk memegang kendali atas pertahanan kota Stalingrad. Dibawah kepemimpinan Vasilievsky disana, dia memperkirakan pengepungan dan penangkapan Pasukan Jerman Keenam pada 1943 akan mengorbankan banyak jiwa manusia, mungkin mencapai 1 juta. Selama bertugas di Stalingrad, Zhukov menghabiskan banyak waktu untuk serangan-serangan yang konon tidak berhasil di Rzhev, Sychevka dan Vyazma, disebut Pelumat Daging Rzhev ("Ржевская мясорубка"). Bagaimanapun, Zhukov mengklaim bahwa segala usahanya selama di Stalingrad sukses, yang menyebabkan Stalin berpendapat soal tindakan Zhukov:
"Berlawanan dengan klaim Zhukov, dia sama sekali tidak berkaitan dengan rencana penaklukan pasukan Jerman di Stalingrad; karena rencana tersebut dikembangkan dan mulai dijalankan pada musim dingin 1942, dan saat itu Zhukov sedang bertempur di front lain yang jauh dari Stalingrad."
Pada Januari 1943, dialah yang membuat rencana serangan guna menerobos blokade pasukan Jerman pada kota Leningrad. Zhukov juga menjadi koordinator STAVKA pada Pertempuran Kursk, Juli 1943, memainkan peranan penting dalam perencanaan pertempuran defensif Soviet dan operasi-operasi ofensif yang mencapai kesuksesan besar. Pertempuran di Kursk menjadi kekalahan besar pertama Jerman pada musim panas itu dan muncul klaim bahwa pertempuran Kursk sama menentukannya dengan pertempuran di Stalingrad.
Menyusul kegagalan Marsekal Kliment Voroshilov, Zhukov yang menggantikannya sukses mengakhiri kepungan Nazi atas kota Leningrad pada Januari 1944. Zhukov juga memimpin laju pasukan Soviet pada 1944 serta serangan terakhir pada Jerman pada 1945, merebut kota Berlin pada April 1945, dan menjadi petinggi militer Soviet pertama yang memerintah wilayah pendudukan Soviet di Jerman. Sebagai komandan militer Soviet paling berjasa pada perang melawan Nazi, Zhukov ditunjuk menjadi inspektur upacara pada Parade Kemenangan Uni Soviet di Lapangan Merah tahun 1945.
Jenderal Eisenhower, panglima tertinggi pasukan Sekutu di front Eropa Barat, adalah seorang pengagum Zhukov, dan mereka berdua mengunjungi berbagai tempat di penjuru Uni Soviet secara bersama tidak lama setelah kemenangan pihak Sekutu dan Uni Soviet atas Nazi Jerman.

Karier pasca-perang

Sebagai seorang pahlawan perang dan tokoh militer yang sangat populer, Zhukov semakin dianggap berbahaya oleh Stalin. Alhasil, pada 1947, dia dipindahkan untuk bertugas di distrik militer Odessa (yang tentunya jauh dari Moskwa). Setelah Stalin meninggal dunia pada 1953, Zhukov kembali ke Moskwa dan menjadi Wakil Menteri Pertahanan pada 1953, dan kemudian menjadi Menteri Pertahanan pada 1955.
Pada 1953, Zhukov mendukung keputusan Partai Komunis Soviet pasca-Stalin untuk menangkap (dan kemudian mengeksekusi) Lavrenty Beria, kepala kepolisian negara Uni Soviet pada waktu itu. Beberapa rumor menyebutkan bahwa Zhukov sendirilah yang memimpin penangkapan tokoh 'pembelot' itu sementara Politburo sedang mengadakan pertemuan di Kremlin membahas tentang Beria.
Zhukov sebagai Menteri Pertahanan Uni Soviet, bertanggung jawab atas invasi Soviet kepada Hungaria pada Oktober 1956, dan memang benar, dialah yang mengusulkan invasi itu kepada Khruschev.
Pada 1957, Zhukov mendukung pihak Nikita Khrushchev dalam persaingan politis dengan para oposisi yang konservatif, yang dikenal dengan sebutan Grup Anti-Partai yang dipimpin Vyacheslav Molotov. Pidato Zhukov pada rapat pleno Komite Pusat sangatlah berpengaruh - karena secara langsung dia mendukung upaya De-Stalinisasi yang dilakukan Khrushchev dan menentang para Stalinis.
Pada Juni 1957, dia diangkat menjadi anggota Presidium Komite Pusat Partai Komunis Uni Soviet. Bagaimanapun, dia mempunyai beberapa ketidakcocokan yang cukup signifikan berkaitan dengan masalah politik dengan Khrushchev dalam hal kebijakan militer. Karena Khrushchev berniat mengurangi jumlah personel militer AD dan AL Soviet, sementara mematok kekuatan nuklir strategis sebagai fokus utama kemiliteran Uni Soviet. Hal itu agar lebih banyak sumber daya manusia maupun SDA di Soviet dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat Soviet.
Zhukov mendukung pihak militer dan menolak kebijakan Khrushchev tersebut. Khrushchev pun menunjukkan bahwa seharusnya Partai Komunis yang mendominasi atas kemiliteran Tentara Merah, dan bukan sebaliknya, lalu memberhentikan Zhukov dari jabatannya dan mengeluarkannya dari Komite Pusat Partai Komunis Uni Soviet pada Oktober 1957. Dalam memoirnya, Khrushchev mengklaim bahwa dia percaya Zhukov merencanakan suatu kudeta terhadap dirinya.
Setelah Khrushchev lepas dari tampuk kekuasaan pada Oktober 1964, pemimpin baru Uni Soviet yakni Leonid Brezhnev serta Alexei Kosygin mengembalikan Zhukov, walaupun bukan untuk menduduki kembali segala jabatannya terdahulu. Brezhnev juga marah ketika pada perayaan Dua Puluh Tahun Kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman, Zhukov mendapat penghargaan dan penghormatan lebih besar daripada dirinya selaku pemimpin Soviet pada masa itu. Karena sebenarnya pada masa Perang Dunia II, Brezhnev hanya seorang komissar junior.
Zhukov terus menjadi figur yang populer di Uni Soviet sampai ketika dia wafat pada 1974. Ia dimakamkan dengan upacara kemiliteran penuh penghormatan.

sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Georgy_Zhukov

ENGLISH
-------------------------------------------
Georgy Konstantinovich Zhukov (RussianГео́ргий Константи́нович Жу́ковIPA: [ɡʲɪˈorgʲɪj kənstɐnˈtʲinəvʲɪtɕ ˈʐukəf]; 1 December [O.S. 19 November] 1896 – 18 June 1974), was a career Russian officer in the Red Army of the Soviet Union who became Chief of General Staff, Deputy Commander-in-Chief, Minister of Defence and a member of the Politburo. During World War II he participated in multiple battles, ultimately commanding the 1st Belorussian Front in the Battle of Berlin.
In recognition of Zhukov's role in World War II, he was allowed to participate in signing the German Instrument of Surrender and to inspect the Moscow Victory Parade of 1945.

On 22 June 1941, Germany launched Operation Barbarossa, an invasion of the Soviet Union. On the same day, Zhukov responded by signing the "Directive of Peoples' Commissariat of Defence No. 3", which ordered an all-out counteroffensive by Red Army forces: he commanded the troops "to encircle and destroy [the] enemy grouping near Suwałki and to seize the Suwałki region by the evening of 24 June" and "to encircle and destroy the enemy grouping invading in [the] Vladimir-Volynia and Brody direction" and even "to seize the Lublin region by the evening of 24 June".[25] Despite numerical superiority, this manoeuvre failed, disorganized Red Army units were destroyed by the Wehrmacht. Zhukov subsequently claimed that he was forced to sign the document by Joseph Stalin, despite the reservations that he raised.[26] This document was supposedly written by Aleksandr Vasilevsky.[27]
On 29 July 1941 Zhukov was removed from his post of Chief of the General Staff. In his memoirs he gives his suggested abandoning of Kiev to avoid an encirclement as a reason for it.[28] On the next day the decision was made official and he was appointed the commander of the Reserve Front.[28] There he oversaw the Yelnya Offensive.
On 10 September 1941 Zhukov was made the commander of the Leningrad Front.[29]There he oversaw the defence of the city.
On 6 October 1941 Zhukov was appointed the representative of Stavka for the Reserve and Western Fronts.[30] On 10 October 1941 those fronts were merged into the Western Front under Zhukov's command.[31] This front then participated in the Battle of Moscow and several Battles of Rzhev.
Zhukov on the cover of Life magazine (31 January 1944)
The Supreme Commanders in Berlin on 5 June 1945; from left to right: Bernard Montgomery (Great Britain), Dwight D. Eisenhower (US), Zhukov and Jean de Lattre de Tassigny (France)
In late August 1942 Zhukov was made Deputy Commander-in-Chief and sent to the southwestern front to take charge of the defence of Stalingrad.[32] He and Vasilevsky later planned the Stalingrad counteroffensive.[33] In November Zhukov was sent to coordinate the Western Front and the Kalinin Front during Operation Mars.
In January 1943 he (together with Kliment Voroshilov), coordinated the actions of the Leningrad and Volkhov Fronts and the Baltic Fleet in Operation Iskra.[34]
Zhukov was a Stavka coordinator at the Battle of Kursk in July 1943. According to his memoirs, he played a central role in the planning of the battle and the hugely successful offensive that followed. Commander of the Central Front Konstantin Rokossovsky, said, however, that the planning and decisions for the Battle of Kursk were made without Zhukov, that he only arrived just before the battle, made no decisions and left soon afterwards, and that Zhukov exaggerated his role.[35]
From 12 February 1944 Zhukov coordinated the actions of the 1st Ukrainian and 2nd Ukrainian Fronts.[36] On 1 March 1944 Zhukov was appointed the commander of the 1st Ukrainian Front[37] until early May.[38] During the Soviet offensive Operation Bagration, Zhukov coordinated the 1st Belorussian and 2nd Belorussian Fronts, later the 1st Ukrainian Front as well.[39] On 23 August Zhukov was sent to the 3rd Ukrainian Front to prepare for the advance into Bulgaria.[40]
On 16 November he became commander of the 1st Belorussian Front[41] which took part in the Vistula–Oder Offensive and the battle for Berlin. He called on his troops to "remember our brothers and sisters, our mothers and fathers, our wives and children tortured to death by [the] Germans...We shall exact a brutal revenge for everything." In a reprise of similar atrocities committed by German soldiers against Russian civilians in the eastward advance into Soviet territory during Operation Barbarossa, the westward march by Soviet forces was marked by brutality towards German civilians, which included looting, burning and rape.[42]
Zhukov was present when German officials signed the Instrument of Surrender in Berlin.