Selasa, 07 Maret 2017

Operasi Pembunuhan Hitler

Kini Claus von Stauffenberg berusaha untuk melakukan upaya pembunuhannya yang kedua, yang bertempat di markas besar Hitler di Prusia Timur yang lebih dikenal sebagai Wolffschanze (Sarang Serigala). Tanggal 15 Juli 1944 dia menghadiri sebuah konferensi yang dihadiri langsung oleh Sang Führer. Stauffenberg dibuat begitu kecewa ketika mengetahui bahwa Heinrich Himmler absen lagi. Akhirnya usaha percobaan ini pun gagal. 

Bisa dibilang, rasa anti Stauffenberg terhadap Hitler sudah sampai ke ubun-ubun, dan perwira yang berusia 36 tahun ini tidak pernah berhenti mencoba untuk mewujudkan tujuannya : membunuh Hitler. Usaha ketiganya (sekaligus terakhir) dilakukan pada tanggal 20 Juli 1944. keputusan untuk kembali meledakkan Hitler pada tanggal tersebut telah dibuat empat hari sebelumnya dalam sebuah pertemuan yang diadakan di rumah Stauffenberg di Tristanstrasse No.8, Wansee. Ada atau tidak adanya Himmler, kali ini rencana harus tetap jalan terus, apapun hasil yang akan terjadi kemudian. Jam 12.00 Stauffenberg dan Generaloberst Friedrich Fromm melaporkan diri ke kantor Generalfeldmarschall Wilhelm Keitel untuk mengadakan konferensi kecil sebelum masuk ke ruang pertemuan utama. Jam 12.37, Stauffenberg menempatkan koper yang telah berisi bom waktu di bawah meja penggelar peta, dan kemudian pergi meninggalkan ruangan dengan berpura-pura seakan-akan hendak melakukan sambungan telepon penting. Seorang Oberst bernama Heinz Brandt yang menggantikan tempatnya kemudian secara tidak sengaja melihat koper yang ditinggalkan oleh Stauffenberg. Dia lalu menggeser koper tersebut lebih jauh dari meja dengan kakinya. Ini adalah saat dimana takdir kembali berbicara. Meja kayu tebal yang terbuat dari pohon ek telah menyelamatkan Hitler dari daya penuh bom yang meledak tepat pada jam 12.42. pada saat ini Stauffenberg telah dalam perjalanan kembali ke Berlin. Jam 18.28 sebuah siaran radio dari Wolffschanze melaporkan bahwa Hitler telah selamat dari ledakan tersebut dan hanya mengalami luka ringan. Malamnya, jam 00.30, Stauffenberg bersama dengan konspirator lainnya yaitu Oberleutnant Werner von Haeften, General der Infanterie Friedrich Olbricht dan Oberst Albrecht Mertz von Quirnheim, ditangkap atas perintah Fromm si oportunis dan langsung dieksekusi oleh regu tembak di halaman dalam markas Bendlerstrasse. Tak lama setelah peristiwa ini, istri Stauffenberg beserta keempat anaknya ditangkap dan ditahan oleh Gestapo. Saat itu Nina von Stauffenberg sedang mengandung anaknya yang kelima, dan kemudian melahirkan dalam penjara. Nina pada akhirnya berhasil dibebaskan oleh Sekutu bersama dengan anak-anaknya, sedangkan salah seorang saudara Stauffenberg yang bernama Berthold, yang ikut dipenjara, tidak mengalami nasib seberuntung itu dan kemudian harus mengalami nasib dieksekusi pula seperti kakaknya. Antara tanggal 8 Agustus 1944 sampai dengan 9 April 1945, 90 orang yang dianggap terlibat dalam peristiwa 20 Juli telah dieksekusi di penjara Plötzensee. 

Paris 
Upaya lain untuk membunuh Hitler direncanakan akan terjadi tanggal 27 Juli 1940 di Paris, dimana Graf Fritz-Dietlof von der Schulenberg bermaksud untuk menembak Hitler dari podium penonton selama berlangsungnya parade militer untuk menghormati Hitler atas kemenangannya adalam Operasi Fall Gelb. Dahsyatnya, secara diam-diam Hitler mengunjungi Paris pagi-pagi tanggal 23 Juli dan mengunjungi bangunan-bangunan terkenal kota Paris, termasuk di antaranya Menara Eiffel dan kuburan Napoleon Bonaparte. Dia memulai tur wisatanya jam 06.00 dan berakhir tiga jam kemudian, untuk kemudian kembali lagi ke Berlin. Beberapa hari kemudian Schulenberg menerima berita bahwa harapannya membunuh Hitler dalam parade 27 Juli telah dibatalkan. 

Ternyata usaha pembunuhan terhadap Hitler di Paris tidak hanya dilakukan oleh Schulenberg saja. Kali ini otaknya tak lain tak bukan adalah Generalfeldmarschall Erwin von Witzleben. Dalam bulan Mei 1941, dia berusaha untuk mengundang Hitler ke Paris untuk menghadiri parade militer yang sama. Kunjungan tersebut direncanakan tanggal 21 Mei, tapi kemudian dibatalkan pada menit-menit terakhir! 

Garis Siegfried 
Di tahun 1939 tak lama sebelum pecahnya Perang Dunia II, Generaloberst Kurt von Hammerstein-Equord berkali-kali mengajukan undangan kepada Hitler untuk mengadakan kunjungan ke benteng-benteng militer Jerman yang terdapat di Garis Siegfried dekat perbatasan dengan Belanda yang dikomandaninya. Disana rencananya Hitler akan mengalami “kecelakaan fatal” yang berakibat pada kematiannya. Hal ini telah direncanakan jauh-jauh hari oleh Hammerstein-Equord bersama kompatriotnya, Generaloberst Ludwig Beck (yang terlibat pula dalam Peristiwa 20 Juli 1944). Yang ada adalah, Hitler bukannya memenuhi undangan-undangan ini dan malahan mengkick balik Hammerstein-Equord dengan menempatkannya dalam daftar pensiun! 

Poltava 
Usaha pembunuhan lain terhadap Hitler telah direncanakan di Markas Besar Grup Tentara B di Walki dekat Poltava, Ukraina. Kali ini konspiratornya adalah General der Gebirgstruppe Karl Hubert Lanz, kepala staffnya Generalmajor Dr. Hans Speidel, dan Oberst Graf von Strachwitz yang merupakan perwira komandan resimen panzer Großdeutschland. Rencananya sendiri adalah menangkap Hitler dalam kunjungannya ke Grup Tentara B yang rencananya akan digelar di musim panas tahun 1943. Seperti yang telah terjadi dalam peristiwa-peristiwa sebelumnya, Hitler membatalkan rencana kunjungan tersebut di menit-menit terakhir dan memindahkan kunjungannya ke pasukannya yang sedang berjuang di Saporoshe lebih jauh ke Timur Rusia. 

Smolensk 
Tanggal 13 Maret 1943 tidak hanya satu, melainkan tiga, usaha pembunuhan terhadap Hitler telah direncanakan! Generalfeldmarschall Hans-Günther von Kluge, komandan Grup Tentara Tengah di Front Timur, akhirnya berhasil meyakinkan Hitler untuk mengadakan kunjungan ke markas besarnya di Smolensk. Ternyata beberapa staff Von Kluge telah berencana untuk melenyapkan nyawa Hitler dengan memanfaatkan momen kunjungan tersebut. Generalmajor Henning von Tresckow, yang sangat membenci Hitler dan Nazi, telah membuat 3 rencana pembunuhan yang dibuatnya bersama dengan Leutnant Fabian von Schlabrendorff, Oberst Rudolf von Gersdorff dan Hauptmann kavaleri Georg von Boeselager. 

Rencana pertama : Hauptmann Von Boeselager dan kompinya akan bertindak sebagai penjaga bersenjata iring-iringan rombongan Hitler. Dalam perjalanan dari lapangan terbang, rencananya akan dilakukan serangan terhadap mobil yang membawa Hitler. rencana ini dibatalkan ketika ternyata Hitler datang bersama dengan pengawalan ketat dari 50 orang SS bersenjata lengkap. 

Rencana kedua : usaha ini rencananya akan dilakukan pada saat acara makan siang di aula mess. Dengan mengikuti sinyal tertentu, Tresckow akan bangkit dari mejanya dan menembak Hitler pada saat Führer-nya sedang menikmati sayurannya. Tapi pemandangan aula yang dipenuhi oleh penjaga SS yang berada di dekat Hitler menimbulkan keraguan di hati Tresckow akan gagalnya rencana tersebut, sehingga sekali lagi rencana ini urung dilaksanakan. 

Rencana ketiga : Ketika Hitler menaiki pesawat yang akan membawanya kembali ke Berlin, Tresckow menginstruksikan kepada Schlabrendorff untuk menyerahkan bingkisan kepada Oberst Heinz Brandt yang akan ikut bersama Hitler dalam pesawat. Bingkisan tersebut, yang berisi dua botol Brandy, disebutkan sebagai hadiah untuk Generalmajor Helmuth Stieff di Berlin. Tersembunyi pula di dalamnya sebuah bom waktu yang dipicu oleh cairan asam (sama seperti model Rudolf von Gertsdorff). Bom itu ternyata kemudian gagal meledak gara-gara dinginnya udara di ketinggian membuat cairan asam yang dipasang di detonator menjadi beku. Ketika berita tentang Hitler telah mendarat dengan selamat di Berlin sampai ke telinga para konspirator, mereka buru-buru mengutus Schlabrendorff kesana dengan menggunakan pesawat kurir biasa untuk menukar bingkisan yang dibawa oleh Brandt dengan dua botol asli Brandy. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar